Rabu, 23 Mei 2012
Sabtu, 19 Mei 2012
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya,yaa benar saya begitu mendambakan sifat dewasa kamu mendambakan ketangguhan kamu,mendambakan sifat kepemimpinan yang kamu punya.
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya,saya benar benar semakin mendambakan kamu. Saya semakin mengagumi kamu,semakin ingin memiliki kamu. Tapi apa daya perasaan ini hanya saya pendam begitu saja. Saya mengagumi sifat kamu dari kejauhan.
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya,saya benar benar ingin memiliki kamu. Saya coba mendekatimu perlahan lahan,saya coba dekati sifatmu,kehidupanmu,dan semuanya. Tapi saat itu kamu sedang ada yang memiliki. Ya benar.... saya menunggu kamu berakhir dengan wanita itu.
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya,saya benar-benar tidak sedang bermimpi. Kamu mulai dekati saya dan mulai memasuki kehidupan saya. Awal January tepat saya menunggu kamu pun berakhir... Ya kita 'pacaran'.
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya,sebulan belakangan kamu mulai berubah dengan sifat egois kamu muncul. Sifat yang tidak bisa saya mengerti, sifat memojok-mojokan saya pun muncul. Dan tepat satu bulan 'pacaran' kamu memutuskan saya..
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya,jujur waktu itu hati saya benar benar merasakan sakit yang teramat. Saya benar benar tidak bisa menggambarkan hancurnya hati saya pada saat itu. Mungkin menurut saya sabar adalah kunci utama, ya menghadapi ini semua adalah kesabaran.
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya,setelah kejadian itu kamu mulai datang dan mulai masuk kembali ke kehidupan saya yang mulai tenang ini. Kamu bilang kamu menyesal dengan semua kejadian sebelumnya, kamu bilang kamu tidak akan mengulanginya lagi dimasa depan, kamu bilang kamu masih inginkan aku. Ya sebenarnya masih terbesit rasa kecewa tapi saya maafkan semua kesalahan yang kamu buat sebelumnya. Bodohnya saya....
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya, saya tidak bisa merasakan getar getar sayang seperti satu tahun lalu. saya tidak bisa merasakan keinginan untuk memiliki kamu utuh. saya tidak bisa merasakan lagi semua itu,semua yang terjadi satu tahun lalu. saya coba sabar mungkin sifat jenuh saya ke kamu mulai saya rasakan tapi saya mulai sabar. Mungkin 2 bulan sudah kesabaran saya hilang. Saya ingin kamu pergi dari saya, saya ingin kamu tidak ada di hidup saya, ya saya harapan sataun sebelumnya saya tidak terkabulkan sekarang.
Saat saya mengenal kamu setahun sebelumnya, mungkin menunggu saya hanya dibayar 2 bulan oleh ini semua. Dan saya rasakan teramat sangat PUAS. Tahu kenapa? Saya sudah bisa menilai kamu dalam satu bulan, tanpa harus saya menunggu kamu satu tahun. Satu bulan juga saya memaafkan kamu,dan dibarengi oleh sifat jenuh saya. Ya saya jenuh karena satu tahun,hanya dihargai dua bulan oleh kamu. CUKUP...
kutipan cerita tentang teman saya... 'molly'
Jumat, 18 Mei 2012
kamu juga bilang...
kamu juga bilang,aku itu kaya barbie..
kamu juga bilang,aku itu kaya sailormoon..
kamu juga bilang,aku itu kaya sule..
kamu juga bilang,aku itu kaya keturunan chines..
kamu juga bilang,aku itu terlalu muda buat kamu
kamu juga bilang,kalo kamu sayang aku
kamu juga bilang,kalo kamu pantes buat aku
kamu juga bilang,entar kalo kita punya anak pasti kembar
kamu juga bilang,kamu suka anak kembar
kamu juga bilang,kalo kamu yang entar jagain aku
kamu juga bilang,kalo kamu bakal tingalin aku
kamu juga bilang,kalo kamu pergi jangan nangis
kamu juga bilang,aku lebih pantes buat orang lain
kamu juga bilang,aku pantes hidup bahagia
tapi... kamu belum pernah dengerkan apa kata aku bilang?
aku bilang,aku maunya kamu
aku bilang,aku pengen sama kamu
aku bilang,aku pengen kita hidup sama-sama
aku bilang,semua yang kamu omongin aku ga denger
aku bilang,aku sayang kamu
aku bilang,aku pantes buat kamu
aku bilang,aku punya anak kembar dari kamu
aku bilang,aku bilang,aku bilang.........
POKOKNYA KAMU HARUS DENGER APA KATA AKU BILANG!!!!!
please dear... please :'(
Ini keputusan yang paling egois yang pernah saya buat dear tolong dengerin dear
I....Love...You....
Minggu, 13 Mei 2012
kesalahan....
apa apa saja yang kita bawa saat jatuh cinta? ya, mereka yang jatuh cinta itu 'berbeda'. maksud dari 'berbeda' ya berbeda. coba kalian perhatikan jika teman,sahabat,atau bahkan anda sendiri sedang merasakan jatuh cinta. Mereka pasti merubah tatanan rambutnya agar lebih rapih atau menarik. mereka mengubah cara berpakaian agar dilihat menarik . mereka jugalah yang merubah sikapnya agar lebih terlihat disegani oleh cowok yang ditaksirnya.
sebenarnya jatuh cinta itu tidak sulit. kalau saja mereka tidak merubah tatanan rambutnya,mengubah cara berpakaiannya, mengubah sikapnya. pasti deh mereka ga akan pernah merasakan sakit hati yang mendalam. karena sebenarnya kita lebih baik tampil apa adanya,dengan kaos kumel longgar,rambut acak acakan dan isi dompet ala kadarnya.
yaa bener, saya menyukai laki-laki seperti itu. ya ciri-ciri yang persis sekali seperti itu. dia selalu tampil ala kadarnya. tidak neko-neko sebenernya. ia sangat ceria sangat sangat ceria. dia bahkan tidak pernah menunjukan kesedihannya di depan saya. dia selalu memberikan candaan khasnya dikala sahabt-sahabtnya sedang serius mengobrol sesuatu. dia selalu tersenyum khas ,dan ketawa khas yang kadang tertawanya sampai matanya hilang sakit sipitnya.
mungkin dia ada keturun chines menurut saya. dia sudah tidak muda lagi dia sudah dewasa. yaa faktor itulah yang membuat saya hormat padanya. kadang ucapan demi ucapannya saya cerna dengan pelan lalu memahaminya. tapi semua terlambat, isi hati yang dia ucapakan waktu itu. saya salah gunakan, saya memang salah ya benar benar salah. karena awal inilah saya menyesali hal itu sampai sekarang. isi hati yang sebenarnya saya ingin ucapkan hilang harapan. karena saya salah. Mungkin hal inilah yang saya dapat pelajari untuk kedepannya bersama Indra..... ya mungkin keegoisan keegoisan yang saya lontarkan kepada indra adalah isi hati saya kepada si dia. namun terlambat .
harapan yang sekarang adalah saya tidak boleh mengulangi kesalahan itu lagi dari kesalahan itu menjadi sebuah pengalaman cinta yang mungkin tidak akan dilupakan.
from : kesalahan masalalu
Senin, 23 April 2012
..........."
coba tebak 2 hari kemaren saya dibandung ngapain aja? yaa sebenernya terlalu sangat sangat serem buat diceritainnya bahkan kalian mungkin ga bakal percaya. saya akan menceritakan ke kalian tentang 'mereka' cerita ke saya sewaktu dihotel.
hallo semua.. saya rasti. umur?12tahun. tapi saya inget bahwa terakhir saya bisa menyentuh manusia 250tahun lalu. mungkin kalian yang bisa melihat saya pasti merasa jijik atau geli. ya benar tubuh ku ini mengeluarkan bau yang sangat bau. yaa saya masih ingat terakhir saya meninggal dunia saya dibakar oleh tentara jepang. memang betul saya keturunan dari belanda. tapi saat itu saat dimana kedua orang tua saya ditebas kepalanya oleh jepang saya hanya bisa bersembunyi di lemari yang ibu perintahkan kepada saya. saya disini (dikamar hotel 207) sudah banyak melihat manusia yang datang dan pergi. dan pada akhirnya saya bisa berkomunikasi dengan nina. saya menceritakan betapa bencinya saya kepada 'nipon' itu. sampai saya bertanya kepada dimana orang orang nipon menetap. tapi saya baru sadar bahwa apa yang nina katakan memang benar bahwa balas dendam akan menjebak saya disini lebih lama lagi, lebih baik saya meninggalkan semua dan merelakan semua yang telah terjadi. ya ninalah orang pertama yang membuat saya tersadar bahwa penantian saya itu salah. terimakasih nina, mungkin kamu agak terganggu dengan bau saya dan agak rewel karena keinginan saya ya beginilah saya. bocah 262 tahun yang berbadan 12tahun. saya sudah tenang disini. semoga hidup kalian lebih baik dari saya dan tidak menyimpan dendam seperti saya...
Sabtu, 14 April 2012
......."
......"
"neng,neng"...
"ada apa bu?"..
"neng,bisa liat saya?"
Mampus Gueeee. Lupa gue pura-pura ga bisa liat, terlanjur basah nih ah. TERPAKSAAAAA!. Abis penampilannya kaya ibu-ibu asli bukan kaya hantu sih.
"iya,ada apa bu?saya buru-buru ini"
"neng,neng jangan pergi dulu"
langsung aja gue langsung pergi dari tempat itu,dan kebetulan gue naik motor jadi bisa cepet-cepet ngundarin tuh hantu ibu-ibunya.ya saat mengendarai motor didaerah By pass pun gue banyak ngeliat manusia yang hancur karena tabrakan, atau kuntilanak yang sedang berayunan di pohon. jujur gue juga ngeri melihat mereka. Ya karena semua maunya gue,gue abain mereka semua. gue pura-pura ga bisa meliat mereka. Ya sedang asik-asiknya gue nyetir motor,dibelakang gue ada ibu-ibu yang tadi udah ad dibelakang gue. paling sebel tuh sama hantu yang tiba-tiba muncul didepan mata gue. Untung aja gue ga jatoh ke jalanan.
"neng,neng"...
"dengerin ibu dulu neng.."
"iya iya deh ibu sekarang mau ngomong apa?"
"ibu ditempat tadi udah 50tahun neng,ibu meninggal karena serangan jantung yang disebabkan oleh maling-maling yang masuk kerumah ibu waktu itu"
pantesan nih ibu-ibu diliat liat mukanya biru gitu deh kayanya akibat waktu meninggal beliau.
"Ibu sedang mencari anak ibu neng,neng bisa tolongin?"...
"aduh bu,maaf sekali ya bu. bener-bener minta maaf. Saya ga bisa nyari anak ibu, ibu saja yang sudah 50 tahun ibu ga bisa nemuin anak ibu. apalagi ibu tau sendiri kan saya baru datengin tempat ini aja baru sekarang.
"iya iya neng,maaf ya kalo ibu ganggu kamu neng"
"iya gapapa bu"
Waktu gue liat ke spion tuh ibu memang udah ga ada dibelakang gue lagi. Jujur hal ini baru pertama kali gue interaksi sama 'mereka' takut banget awalnya. Ada bau-bau yang jujur ga enak buat dihirup kaya au amis dan sesuatu yang mungkin bagi kalian itu jijik. dan sekarang gue mau jaga jarak dengan 'mereka'
Sekedar INFO....
My family....
Ini waktu pas Mba Neneng wisuda....
Ini waktu pas Mba Neneng wisuda....
Ini Kaka aku yang ke-2,yaa namanya Deasy Rosdiana Dewi
Ini kaka aku yang pertama, yaa namanya Neneng Nia Triani
Dan..... ini aku
Foto keluarga Tahun 2008..
Foto keluarga Tahun 2008..
Ini papah....
Waktu umur 2tahun...
Ini ibu...
waktu umur 2 tahun
ini mamah...
ini waktu umur 4 tahun..
Rabu, 11 April 2012
persamaan kita
ya kita sama...
kita itu sama seperti 'kopi'. jika kamu terburu-buru meminumnya saat panas 'kopi' itu pasti akan menyakiti lidah kita...kita juga sama seperti 'angin'. Jika kita membutuhkan udara segar saat sedang memikirkan sesuatu 'angin' datang tanpa sepengetahuan kita dan membuat kita menjadi lebih tenang dalam menghadapi sesuatu itu...
kita juga sama seperti 'buku'. Ia selalu siap menerima coretan-coretan yang kita akan tumpahkan padanya,ia selalu mendengarkan keluh kisah kita tanpa pamrih sedikit pun. Ia selalu jadi pendengar yang sangat baik.
Minggu, 08 April 2012
Keinginan Di Masa Depan
Ga tau kenapa, saya ingin sekali mempunyai anak kembar jika saya menikah nanti. Mungkin karena awalnya saya sangat menyukai anak kecil yang begitu polos dan lugu didepan saya. Dari awalnya yang menyukai anak kecil,kini wacana saya untuk mempunyai anak kembar pun terlintas saat saya beranjak dewasa nanti.
lihat.... Lucu sekali kan. saya berkeinginan mempunyai anak kembar cowo dan cewe. Tapi keinginan tersebut tidak bisa saya paksakan karena semua yang diberi oleh Allah SWT saya akan tetap mensyukuri hal tersebut.
Mau tau lucunya anak kembar... Yu lihat foto-fotonya
Lucu kan... kaya saya hehehe setuju?
Kutipan 2
Jika dia menjadi dewasa.. mungkin dia akan menuliskan kata-kata yang kini kutulis…
Untuk kedua orangtuaku..
Ibu,
apa kabar? Kau berada dimana kini bu? Banyak yang bilang padaku,
katanya mataku ini sungguh mirip dengan ibu, senyumku mengingatkan
orang-orang pada senyum ibu. Mereka bilang ibu cantik, dan aku cukup
beruntung mewarisi kecantikan ibu. Ibu pasti ingat, beberapa belas tahun
yang lalu saat umurku masih 4 tahun, ibu memutuskan untuk meninggalkan
aku dan Ayah entah karena apa. Ibu tahu tidak? selama itupula aku tumbuh
bagai seorang pengemis yang mengharap belas kasihan dari siapapun yang
pernah mengenal Ibu. Aku tidak meminta apa-apa bu dari mereka, tapi
mereka selalu saja terharu melihatku sendirian meracau tanpa beban
didepan mereka… aku bernyanyi.. aku bercerita…seolah aku dibesarkan oleh
seorang wanita pintar yang selalu ada disisiku memantau pertumbuhan
putri satu-satunya, mereka memberiku pakaian, susu, makanan, mainan,
hingga kasih sayang berlimpah yang tak pernah kudapat sebelumnya darimu.
Ibu, diatas segala tanggung jawab yang kau abaikan untukku… aku masih
sangat mencintai ibu, sosok ibu begitu suci dibenakku. Aku yakin ibu
akan kembali pulang mengembalikan beberapa tahun hidupku yang hilang
tanpa keberadaanmu..
Ayah,
mataku selalu berkaca-kaca setiap melihat wajahmu yang terlihat semakin
dipenuhi beban. Ingin rasanya memelukmu setiap saat mengatakan “kau
tidak usah khawatir ayah, ada aku disini yang menemanimu saat kau mulai
kehilangan arah..”. Kepergian Ibu yang begitu mendadak memukulmu begitu
keras, apalagi saat kau tahu bahwa aku ditinggalkan oleh ibu untuk
dibesarkan olehmu saja sendirian. Kau memang jarang sekali meluangkan
waktumu untukku, saat Ibu masih ada pun kau selalu pulang larut mengais
rejeki untuk menghidupi keluarga kecilmu, tapi kau adalah orang yang
sangat menyenangkan karena disisa waktu sibukmu kau selalu menyempatkan
diri untuk mengajakku bermain dan jalan-jalan ke tempat yang selalu saja
bisa membuatku tertawa dengan begitu bahagia. Kepergian ibu merubahmu
menjadi orang yang sangat berbeda, Ayah tahu tidak? Aku masih ingat
bagaimana kumenangis histeris berteriak memanggil namamu saat kau
menitipkanku pada saudaramu untuk menjaga dan membesarkanku, rasanya
luka hatiku masih menganga karena kehilangan ibu, dan semakin menganga
karena ternyata satu-satunya harapanku untuk bergantung tak juga
menginginkan aku.
Ibu…
Ayah? Aku ingin menanyakan satu hal kepada kalian berdua, sebenarnya
terbuat dari apakah aku? Sepertinya aku pernah melihat sesuatu yang
mereka bilang “cinta” dimata kalian, aku pernah yakin pada diriku bahwa
kalian membuatku atas dasar sebuah cinta yang mendambakan kesempurnaan
dengan mendatangkanku ke dunia. Namun kini aku tak terlalu yakin….
Mungkin aku hanyalah pengganggu di hidup kalian, aku hanyalah putri yang
tak terlalu tega untuk kalian enyahkan, mungkin aku
adalah penghancur kesempurnaan yang sebelumnya pernah kalian ciptakan.
Ibu, ayah… saat ini perasaanku berkata bahwa ini sama saja, rasanya
seperti anak yang tak pernah kalian harapkan, rasanya sama seperti
dienyahkan.
Ibu,
kau tak hanya meninggalkan tanggungjawab atas diriku yang seharusnya
kau penuhi, namun kau juga meninggalkan beban yang kini harus
kutanggung. Mereka yang tak begitu mengenalku berkata, “dasar anak
pelacur”. Sebenarnya apa maksud mereka bu? Ingin sekali aku marah dan
berteriak membela ibuku yang mereka sebut pelacur, namun aku tak
mengenal ibu sehingga aku takut mereka benar. Kuabaikan semua perkataan
miring tentang ibu, aku tak peduli dan tetap merindukan sosokmu mesti
hatiku selalu sakit setiap mendengar mereka mulai menjelekkanku karena
terlahir dari rahimmu, aku bisa melewatinya bu… aku bisa melanjutkan
hidupku meski telingaku sakit mendengar banyak cacian yang keluar dari
mulut mereka. Bu, aku bertemu seorang laki-laki baik hati yang mengaku
sangat mencintaiku hingga ingin menjadikanku pendamping hidupnya, aku
begitu mencintainya. Ingin sekali kukenalkan dia yang sangat kucintai
kepada ibu, dia mendatangkan banyak sekali kebahagian didalam hidupku,
berterimakasihlah padanya bu, karena dia mampu membuatku mensyukuri
hidupku yang ternyata indah meski tanpa kehadiran Ibu… dan Ayah. Tapi
kebahagiaanku lagi-lagi hanya sekejap kurasakan, karena orangtua
kekasihku tak menyetujui hubungan kami berdua, wajahku yang sangat mirip
denganmu membuat mereka bertanya-tanya anak siapakah aku? Mengejutkan,
mereka mengenalmu bu.. dan dimata mereka, ibu sama buruknya seperti yang
orang lain bilang. Bu, sebenarnya kau ini siapa? Kenapa harus aku yang
menanggung beban ini? Kenapa kau tak datang saja sesaat padaku dan
ceritakan tentang siapa dirimu, sehingga aku tak kebingungan atas beban
yang tak pernah kumengerti.
Ayah,
kau tak pernah kembali…. Kau dan ibu sama saja, padahal sempat
kuberharap banyak padamu. Kau melewatkan banyak sekali momen penting
yang mungkin akan membuatmu bangga telah menjadi ayahku, kau wariskan
kecerdasanmu hingga aku tak usah bersusah payah banting tulang membiayai
pendidikanku karena kudapatkan beasiswa pemerintah untuk memenuhi
pendidikan sampai tingkat sarjana. Kudengar kabarangin katanya kau sudah
memiliki keluarga baru jauh diluar pulau, mengapa tak kaukenalkan
mereka padaku Ayah? Aku ingin sekali memiliki adik, aku janji akan
menyayangi adik dan ibu baruku seandainya kau mengijinkanku untuk
menjadi bagian dari hidup barumu. Jangankan mengajakku hidup denganmu,
mengabariku saja sepertinya tak terbersit di kepalamu. Ayah tahukah kau
kalau dulu aku kehilangan arah mencari dimana dirimu? Aku adalah anak
perempuan yang selayaknya menikah dibawah restumu, kau wajib menjadi
saksi pernikahanku, dan aku tak tahu keberadaanmu… aku mencarimu
kemanapun namun tak menemukan suatu titik cerah. Akhirnya kutemukan
kabar tentangmu, namun kabar itu beriringan dengan putusnya tali cintaku
karena hubungan kami tak direstui orangtua kekasihku. Aku tidak perlu
lagi mencarimu, begitu sakit hati ini atas kehilangan cinta yang sempat
membuatku merasa hidup.. dan kini kuputuskan, aku memang tak layak
bahagia, aku tak layak memiliki keluarga, selamanya harus seperti itu. Terimakasih Ayah, akhirnya kau tanamkan kebencian di diriku, begitu dalam padamu.
Ibu… Ayah…
Terimakasih
telah menghadirkanku kedunia yang begitu pelik, terimakasih telah
menceburkanku ke dalam prahara hidup kalian berdua, bagaimanapun
buruknya kalian dimataku… aku tetap darah daging kalian. Dimanapun
kalian berada, kuyakin kini kalian sudah mulai renta dan menua, jaga
kondisi kesehatan kalian, ijinkan aku meminta maaf pada kalian karena
aku bukan anak baik yang bisa menjaga kalian.
Entah kalian masih ingat nama ini atau tidak…
Kutipan...
Baju hitam paling indah kupakai hari ini, untuk melepas kepergianmu yang bertahun-tahun selalu ada di dalam hidupku, entahlah… mungkin sekitar 10 tahun lamanya. Sekilas sesak kurasakan didalam dada, entah apa ini namanya… sebab sekalipun aku tak pernah merasakan jatuh cinta kepadamu. Mungkin aku hanya terbiasa denganmu, dan aku harus siap tak lagi terbiasa dengan keberadaanmu mulai kini. Air mata terus berjatuhan, kau tahu sendiri bukan? Aku memang wanita cengeng yang kau bilang “Penuh drama”. Aku harap kau tak menganggapku sedang bersandiwara dan memainkan sebuah watak kini, karena dada ini terus merasa sesak… saat semua orang menghampiriku, mengelus punggungku, bersimpati kepadaku, sambil terus menerus berkata “Sabar ya Atira, ikhlaskan dia… Allah akan menjaga seorang laki-laki baikhati sepertinya, tempatnya akan mulia diatas sana…”
Kau selalu sempurna dimata orang lain, dimata orangtuaku, dimata sahabat-sahabatku, tapi maaf… tidak dimataku.
Kita
hanya bertemu beberapa kali sebelum akhirnya memutuskan untuk bersama,
kau pikir sudah saatnya mengikatku dengan sebuah tali yang akan
membuatku selamanya berada didalam genggamanmu. Tubuhku ada disini,
ditengah ruang keluarga yang sudah penuh sesak dengan orang-orang yang
peduli padamu, didepan jenazahmu yang terbujur kaku aku hanya diam
mengisak dengan kepala dan pikiran yang melayang kemana-mana. Aku hanya
mencoba mengingat hal-hal indah yang pernah kita jalani saat kau masih
bernafas… mmmmh, kenapa begitu sulit ya? Sedikitpun ingatan indah
tentangmu, tentang kita berdua, tak juga bisa kugali. Kemana mereka
semua?
“Atira!!
Kemari!!”, setengah berbisik suara itu mengagetkanku dari lamunan
tentang suamiku yang baru saja meninggalkan dunia untuk selamanya akibat
serangan jantung yang menderanya pagi tadi. Rupanya ada Ardo, adik
iparku yang sejak tadi mencoba memanggilku untuk mendekatinya yang kini
sedang berdiri di dapur, tepat dibelakangku. Kudekati Ardo yang
sepertinya tidak sabar menungguku mendekatinya, “Ada apa Do?”.
“Ini,
kutemukan dilemari Arka saat tadi hendak mengambil foto-fotonya, maaf
kalau aku tak sengaja membaca isinya”, suara Ardo sedikit bergetar
sambil terus menerus menatapku dengan tatapan aneh. “Buku apa ini Do?
Aku tak pernah melihatnya…”, aku mulai penasaran dengan buku merah
menyerupai jurnal harian berbahan kulit yang kini sudah ada digenggaman
tangan kiriku. “Baca sajalah, aku tak perlu menjelaskan apa isinya. O
iya, kau urus sendiri saja acara tahlil nanti setelah magrib, aku banyak
kerjaan… maaf tidak bisa membantumu”, dengan ketus Ardo mulai
membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkanku yang masih bingung atas
sikapnya. “Loh, gimana sih Do? Terus siapa lagi yang mau bantu aku kalau
bukan kamu? Keluargaku baru datang nanti malam! Tak ada lagi yang bisa
kuandalkan Do!”, aku mulai resah atas sikap Ardo yang mendadak jadi
menyebalkan. “Kau bayar saja orang lain untuk membantumu, atau mungkin
kau bisa minta tolong pada pacarmu untuk mengurus semuanya”, sekilas
saja Ardo membalikan wajahnya ke arahku, setengah berteriak dia berkata
seperti itu kepadaku, bisa kupastikan… beberapa tamu mulai saling
berbisik bereaksi atas ucapan Ardo, sementara aku… hanya diam mematung
entah harus mengucap apa.
Kutinggalkan
semua orang yang mulai tak lagi bergunjing atas kelakuan Ardo, memasuki
sebuah ruang kerja tempat Arka biasa mengerjakan semua pekerjaannya,
buku berwarna merah masih saja kugenggam,, tak sabar untuk menelusuri
isinya. Mungkin ada sebuah jawaban atas sikap Ardo kepadaku…
Bandung 1 Mei 2008
Sebenarnya
aku tak begitu suka menulis, namun buku bersampul kulit ini begitu
mencuri perhatianku. Jika kubeli, seharusnya kugunakan juga untuk suatu
hal yang mungkin bisa berguna untukku. Aku tidak tahu harus menulis apa
diatasnya, toh aku sebenarnya lebih suka menyimpan segala sesuatunya
dalam kepalaku, otakku cukup pintar untuk mencerna dan menyimpan segala
memori, tentang apapun.
Tapi
tak apalah, suatu saat kepalaku tak akan lagi mampu menampung
segalanya, mungkin kau akan berguna untukku. Salam kenal, mulai saat ini
kita berteman ya…
O
iya, kau ingin tahu kenapa aku tertarik untuk membelimu? Karena
warnamu, warna yang tidak lumrah, merah yang tak terlalu tua, namun tak
terlalu muda. Merah yang membuat mataku sejuk jika memandangnya, merah
yang sangat disukai istriku… Atira.
Bandung, 25 Februari 2009
Sudah
satu tahun tak menyentuhmu. Sepertinya aku mulai membutuhkanmu… terlalu
banyak hal yang tak bisa kuungkapkan kepada manusia-manusia sepertiku.
Aku membutuhkanmu, tak untuk mengharap pembicaraan 2 arah, tapi untuk
mengingat hal-hal yang terjadi didalam hidupku…
Ada apa dengan hidupku sekarang ini? semua kacau balau, tak sesuai dengan harapan-harapan yang selama ini kurangkai…
Bandung 28 Maret 2009
Sudah
8 tahun aku dan Atira terikat dalam hubungan pernikahan, tak satu
tahunpun mampu membuatnya bersikap baik kepadaku, aku tak berharap
banyak pada cintanya. Tapi aku mulai muak dengan sikapnya kepadaku. Jika
memang aku tak mampu menaklukan hatinya, setidaknya aku berharap dia
berpura-pura mencintaiku saja. Aku lelah dengan semua ini, ingin rasanya
pergi meninggalkan semua ini…
Mataku
melotot kaget membaca bagian dari tulisan Arka barusan, astaga… selama
ini aku mengira dia tak pernah lelah terhadapku yang memang selalu
memancing kemarahannya, aku ingin berpisah dengannya tapi aku ingin dia
yang meninggalkanku. Oh, bagus Arka… ternyata kau memang lelah juga ya?
Kenapa harus kau tulis di buku sialan ini sih? Kenapa tak kau ucapkan
saja langsung kepadaku? Mungkin kita akan merasa sama-sama bahagia kan?
Tak usah membuang waktu!
Tulisan ini membosankan, tapi aku belum menemukan jawaban dari sikap Ardo tadi.
Bandung, 23 September 2009
aku
jengah dengan ucapan Atira tentang Ibuku, seburuk apapun Ibuku… dia
begitu berjasa bagiku. Wajar jika Ibuku mengungkapkan kerinduannya pada
sosok seorang cucu yang berasal dari darah daging kami, kenapa kau harus
marah Atira? Kau bisa pura-pura bilang bahwa kita berdua telah berusaha
semaksimal mungkin, tak usah malah mendebat dan mencerca Ibuku dengan
kata-kata kasarmu. Demi Tuhan Atira untuk satu kali ini saja jika memang
tak bisa bersikap baik terhadapku tolong bersikap baiklah kepada Ibuku.
Bandung, 1 Desember 2009
Kulihat
Atira menangis hari ini, setelah lama berbicara dengan seseorang
ditelepon. Ingin rasanya memeluknya dan berusaha menghiburnya, tapi aku
tak kuasa untuk melakukannya, bagaimanapun aku adalah laki-laki yg
mencintainya, terlalu sakit bagiku membayangkan kau menangis karena
laki-laki lain yang telah menyakitimu. Aku tahu semua tentangmu Atira,
aku tahu siapa yang telah membuatmu menangis… biarlah kau begitu,
bahagia dengan caramu. Ternyata aku terlalu mencintaimu Tira, sedikitpun
tak bisa kuungkapkan amarah padamu…
Bisa
kurasakan bagaimana kini wajahku berdenyut-denyut, ada sebuah perasaan
aneh yang membuat wajahku tiba-tiba terasa panas. Tulisan di bulan
desember 2009 ini membuatku tersadar… Arka tidak bodoh, dia tak sepolos
yang kubayangkan. Wajahku mulai tertunduk, entah malu atau apa ini…
Bandung, 13 Februari 2010
Dokter
mendeteksi adanya penyakit Jantung dalam diriku, rupanya almarhum Bapa
menurunkannya kepadaku. Semoga tidak terjadi hal serius akibat penyakit
ini.
Bandung, 16 Maret 2010
Lagi-lagi
Atira lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami,
selamat ulangtahun pernikahan kita yang ke- 9 istriku Atira… semoga
suatu saat kita bisa menemukan kebahagiaan, jika kamu bahagia, aku akan
merasakan hal yang sama… dengan siapapun kau merasakan bahagia itu.
Semoga malam ini kamu bisa pulang ke rumah, aku menunggumu… belum
terlambat untukmu mengingat tanggal ini.
Bandung, 27 Agustus 2010
Alhamdulillah,
akhirnya dana yang kukumpulkan selama ini sudah bisa kupakai untuk
mewujudkan salah satu cita-cita terbesarku, membangun sebuah panti
asuhan. Walau belum terlalu besar, aku cukup bersyukur. Sebuah panti
asuhan dengan nama “At-Tira” kupersembahkan untuk istriku…
Pelipisku
kini terasa berdenyut, bukan wajah saja yang merasa panas… mataku kini
ikut juga merasa panas. Sedikit air mata hampir menetes darinya, banyak
hal yang Arka sembunyikan dariku. Baru kusadari ternyata dia adalah
laki-laki yang tulus mencintaiku Arka, selama ini selalu saja kuanggap
dia patung yang kosong tak punya perasaan apa-apa terhadapku. Aku tak
sanggup melihat hal-hal indah yang ternyata telah banyak Arka lakukan
tanpa harus kutahu… aku tak pernah tahu suamiku mempunyai sebuah panti
asuhan, aku tak pernah tahu dia hapal tanggal pernikahan kami, dan yang
lebih parah… aku tak tahu bahwa sebenarnya kau sudah tahu bahwa kau
sakit. Kenapa kau tak pernah bicara Arka?? Kenapaa? Kulewat
lembar-lembar selanjutnya, aku ingin tahu tulisan-tulisan terakhir yang
dia ungkapkan di buku ini. Kubuka lembar terakhir buku ini.. tertanda
tanggal 17 Desember 2011, tepat 1 bulan sebelum hari ini, hari
kematiannya.
Bandung, 24 Desember 2011
Dada
ini terasa sangat sakit, Tuhan kuatkanlah ragaku… aku masih mau hidup,
aku masih ingin membahagiakan keluargaku, terlebih membahagiakan
istriku… Atira. Seberapa burukpun dia, aku selalu menganggap semua ini
terjadi karenaku yang tak becus menjadi seorang suami yang baik
untuknya. Keinginan terbesarku kini adalah membuatnya jatuh cinta
kepadaku… tak ada kata terlambat bagiku, ini adalah pernikahan kami,
sekali untuk selamanya.
“Tidak
Arka, kau adalah suami yang baik!!! Bukan kamu yang tidak becus!!! Aku
wanita sundal tak tahu diri, aku tak pernah berkaca !! aku yang tidak
becus Arka!!!”, aku mulai berteriak sendiri didalam ruang kerja Arka,
airmata sudah tak bisa kubendung. Rasa sakit mulai terasa begitu menusuk
hati. Kubuka lagi lembar sebelumnya…
Bandung, 11 November 2011
Tuhan, berikan aku kekuatan… kenapa hati ini terasa perih sekali mengingat semua hal yang terjadi di hidupku belakangan ini?
Bandung, 8 November 2011
Atira,
tolong jangan menangis lagi… ingin rasanya kubunuh laki-laki itu!!
Tolong jangan sampai membuatku meledak marah, bukan marah terhadapmu…
tapi terhadapnya yang telah tega membuat seorang wanita cantik sepertimu
begitu terluka. Kemarahanku hanya akan membuatnya semakin membenciku,
aku bukan suami yang baik… karena tak mampu membuatnya bahagia.
Bandung, 3 november 2011
Kulihat
lagi-lagi Atira menangis… kau kehilangan dia ya? Aku jadi ingin tahu
bagaimana sikapmu jika aku menghilang dari hidupmu… astagfirullah tak
seharusnya aku berpikiran seperti itu…
Bandung, 1 november 2011
Kondisi
Atira membaik, dia menjadi wanita yang begitu pendiam dan tak
bersemangat, saat kutanyakan keadaannya… dia hanya bilang bahwa dia
terlalu lelah beraktivitas. Ayolah Atira, jangan lagi-lagi kau
membohongiku… berbicaralah kepadaku… aku ingin mendengar semuanya.
Bandung, 30 Oktober 2011
Kulihat
Atira tergeletak diatas kasur kami, disebelahnya kulihat banyak
obat-obatan penenang, mulutnya berbusa, sekujur tubuhnya terasa begitu
dingin. OH TUHAN APA YANG TERJADI PADANYA? Kubawa dia ke rumahsakit
malam tadi, hatiku tak karuan begitu mencemaskannya. Dadaku terasa
sakit, tapi aku masih cukup kuat mengatasinya. Syukurlah Atira baik-baik
saja… aku melihatnya dari kejauhan, dia tak tahu bahwa aku sudah pulang
dari Taiwan. Seharusnya aku pulang lusa, namun entah kenapa hatiku
begitu tak tenang untuk segera pulang. Kupercepat kepulanganku, dan
benar saja… Atira membutuhkanku…
Bandung, 20 Oktober 2011
Malam
ini kulihat Atira menangis tanpa henti… biasanya dia selalu tersenyum
bahagia walau bukan bahagia karena aku, Atira… aku suka melihatmu
seperti itu, aku ingin bertanya kepada laki-laki itu sebelumnya,
bagaimana cara membuatmu bahagia? Tapi kini kau selalu menangis Atira…
dia menyakitimu? Benar begitu?
Bandung, 15 Oktober 2011
Tuhan
tolong maafkan semua kesalahan istriku, kesalahanku juga… karena tak
mampu menjaganya, tak mampu membuatnya bahagia. Kuatkan pernikahan kami
berdua…
Bandung, 30 September 2011
Setiap
dia pergi keluar rumah dengan begitu anggunnya, aku hanya bisa
mengepalkan tanganku… kutahan semua emosi yang kupendam entah sampai
kapan. Asal kau bahagia Atira… asal kau tak pergi meninggalkanku..
Bandung, 29 September 2011
Atira… aku ingin sekali marah padamu… tapi kenapa sulit sekali??
Bandung, 28 September 2011
Kuikuti
Atira pergi hari ini, mobilnya terparkir didepan sebuah rumah… aku
melihat seorang laki-laki keluar dari rumah itu. Yang kulihat
selanjutnya adalah… pemandangan paling menjijikan seumur hidupku,
kulihat Atira turun, memeluk dan menciumi laki-laki itu… kulihat untuk
pertama kalinya tira tertawa tulus. Tuhan, hatiku sakit sekali…
Tak
tahan untuk terus membaca isinya, aku menangis meraung
sekeras-kerasnya. 10 tahun bersamanya, sudah ada 3 orang laki-laki lain
yang mengisi hidupku dan hatikuyang kuanggap selalu berhasil
disembunyikah darinya, dan… dan ternyata… ternyata dia yang tahu semua
kebusukanku… dan dan… dan dia selalu diam. Cinta yang selama ini kucari,
kebahagiaan yang selama ini kudamba ternyata tak pernah jauh dariku.
Arka, kenapa baru sekarang Arka? Kenapa tak kau tunjukkan saja sedikiit
saja perhatianmu sejak dulu? Aku hanya tak tahu bahwa betapa engkau
mencintaiku… aku tak tahu siapa dirimu, aku tak tahu betapa baiknya kamu
terhadapku.
Suara
ketukan kudengar begitu keras dari arah luar, disusul oleh suara yang
bertanya, “Atira, kau baik-baik saja? Keluarlah Atira berkumpul bersama
kami! Jangan memendam kesedihan seorang diri!”, suara itu milik kakakku…
yang terdengar begitu khawatir di luar sana. Aku terus menerus menjerit
dan kini berteriak menyebut nama Arka, “Kenapa Arka kenapa baru
sekarang??? Kenapaaaaaa Arkaaa????” aku terus berteriak. Sementara itu
suara orang-orang yang mengkhawatirkan keadaanku dari luar pintu ruang
kerja yang sejak tadi kukunci kini terdengar semakin ramai. Kututup
kedua telingaku sambil terus menjerit meneriakan nama Arka…
Suara
orang-orang itu semakin menggangguku, teriakan khawatir mereka
membuatku semakin kesal dan ingin terus menerus menjerit. Aku tak butuh
perhatian mereka! Aku hanya butuh sendirian!!! Mencaci maki diriku yang
begitu hina…. Kuangkat tubuhku sambil terus mengisak, kuambil remote CD
player milik Arka, disana ada CD yang biasa diputarnya, sepertinya ini
CD yang sedang disukainya karena hanya dia yang memakai CD player ini,
CD yang masih berada didalamnya adalah CD yang sering diputarnya, itu
yang aku tahu. Kunyalakan keras-keras, aku hanya ingin menenggelamkan
diriku dalam kenangan tentang Arka. Sebuah intro lagu terputar dengan
volume sangat keras, meredam semua teriakan orang-orang diluar ruangan
ini yang masih saja berteriak…
Kudengarkan lirik demi lirik yang mengalun dari lagu itu…
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagia bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati..
kata
demi kata merasuk kedalam diriku yang masih saja menangis tak kuasa
untuk menahan air mata, sedua mataku mengeluarkan mereka layaknya air
terjun. Hatiku masih saja sakit mengingat tentang Arka, semua kenangan
indah tentang dia tiba-tiba datang menyerangku… walau tak pernah
benar-benar nyata kurasakan, mungkin selama ini mereka tertutup
kebutaanku terhadap Arka.
Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri…
Mulutku
menganga mendengar penggalan lirik yang baru saja mengalun, lagu ini
berjudul “malaikat juga tahu” milik seorang penyanyi bernama Dewi
Lestari. Entahlah, saat mendengar penggalan itu… aku merasa Arka sedang
menyanyikannya untukku.. air mata tak terelakan, semuanya semakin saja
deras. Aku tak sanggup menahannya, menahan segala perasaan yang
bergumpal menjadi satu perasaan teramat bersalah terhadap suamiku yang
kini telah pergi…
Lagu
itu terus mengalun, dan berhasil membuatku semakin rapuh. Bagaikan Arka
sedang terus menerus berbicara kepadaku, mengungkapkan apa yang dia
rasakan selama ini. Tuhan aku tak sanggup lagi mendengarnya, tolong
berikan aku sebuah kesempatan lagi, untuk membuka mata untuk Arka…
membuka hatiku untuk cintanya… tolong Tuhan bantu aku… aku ingin Arka
kembali lagi…
Jeritanku
semakin menjadi, aku malu pada Tuhan… aku malu pada Ardo… Aku malu pada
kedua orangtua malu pada mertuaku, dan aku sangat malu pada Arka…
“Arkaaaaaaaa!!!!!!!! Tolong kembalilah Arkaaaa aku mohoooooooonnn!!!!!”.
Suara
ketukan pintu diluar ruangan ini kini semakin berlomba dengan volume
lagu yang masih terus berputar, tangisan dan teriakanku tenggelam
diantaranya…
Mununggu....
Aku sangat sangat mengerti tentang kamu, alasan kamu meninggalkan Aku dan alasan kamu memilih Aku. Ya... Aku tau itu. Semenjak kedekatan kita akhir tahun 2011 kamu berikan aku sebuah cerita tentang kita yang tidak mungkin aku lupaka. Kamu itu bagaikan angin bagiku selalu datang dan pergi tanpa sepengetahuanku. Justru karena hal itulah yang aku paling suka darimu. Kamu selalu tau saat saya sedang sedih dan kamu selalu hadir saat aku ingin berbicara tentang hidup aku. Ya... semuanya terlalu indah buat aku ingat. Semenjak kamu pergi ninggalin aku sendirian disini. Aku ga takut, ya benar! Aku benar-benar tidak takut, tau alasan aku kenapa ga takut? bukan karena aku terlalu mandiri dan hidup serba sendir, tapi.... aku percaya kamu ninggalin aku bukan karena alasan sepele yang membuatmu begitu benci dan pergi meninggalkan ku. Tapi karena aku percaya kamu akan datang suatu saat nanti. Ya... di Sini, di kota yang mempertemukan kita. Aku yakin itu.
dan... Sampai saat ini aku masih tetap menunggumu
karena AKU MENGERTI KAMU.......
dan... Sampai saat ini aku masih tetap menunggumu
karena AKU MENGERTI KAMU.......
Kamis, 05 April 2012
Langganan:
Komentar (Atom)