Minggu, 13 Desember 2015

Yes or Nay?

Aku suka Pisang, tapi aku ga suka alpukat. Aku suka Ampela, tapi aku ga suka Ati. Aku suka Putih Telur, tapi aku ga suka Kuning Telur. Aku suka Soto, tapi aku ga suka Bihun. Aku suka Air Kelapa, tapi ga suka Daging Kelapa. Aku suka Bakso, tapi aku ga suka Babat. Aku suka Tempe, tapi aku ga suka Tahu. 

Aku suka Hujan, tapi aku ga suka Petir. Aku suka Bau Tanah Abis Hujan, tapi aku ga suka Becek. Aku suka Anak Kecil, tapi aku ga suka Main Sama Anak Kecil. Aku suka Roti, tapi aku ga suka Selai. Aku suka Nangis, tapi aku ga suka Nangis di Depan orang-orang. Aku suka Bohong, tapi aku ga suka di Bohongin. Aku suka Cuek, tapi aku ga suka di Cuekin. 

Aku suka Egois, tapi aku ga suka Orang Egois. Aku suka Sendiri, tapi aku ga suka Hening. Aku suka Keramas, tapi aku ga suka Sisiran. Aku suka Wangi, tapi aku ga suka Bau Menyengat. Aku suka Tidur, tapi aku jarang Tidur. Aku suka Menggerakan Kaki saat berfikir, tapi aku ga suka Berfikir berlebihan karna itu membuatku pusing. Aku suka Menari, tapi aku ga suka Bertari. Aku suka Berjalan Jauh, tapi aku ga suka Berlari

Aku suka segala hal yang membuat ku tersenyum, bahagia, segalanya. Tapi hal itu selalu bertentangan dengan hal yang tidak aku sukai.

Bukankah semua manusia harus belajar bagaimana caranya menyukai sesuatu untuk kepentingan orang lain atau kepentingan dirinya? Apakah salah mempunyai beberapa hal yang kamu sukai dan tidak kamu sukai? Kebiasaan pola pikir seperti apa yang harus diterapkan agar semunya begitu sempurna?

Dari hal itu, dapat disimpulkan tidak ada didunia ini sebab tanpa akibat. Semua punya cara dan hal sendiri untuk menyimpulkannya.

Rabu, 02 Desember 2015

Harus seperti apa ?



Tahu kah kamu seberapa lama aku menunggumu, aku memang tak pantas mengeluh seperti ini jika melihat keadaan seperti apa kita sekarang. Tapi apakah kamu tau aku selalu menunggumu untuk memulainya terlebih dahulu, tahukah kamu ketika aku tau yang ada di dalam harimu bukan aku, tahu kah kamu semua hal yang aku rasakan terakhir belakangan ini? kenapa? aku sudah tidak segitu berharganya dimata mu? kenapa? aku udah tidak bisa membayangkan hal hal yang kemungkinan bisa saja terjadi. aku lebih baik tidak tahu sama sekali dari pada mengetahui semuanya, aku benar benar tidak tahan melawan sakitnya. jangan ceritakan semua hal bahagia bersamanya. sungguh itu benar benar menyakitkan mendengarkannya.

Tahu kah kamu hal itu? tidak kah kamu memperhatikanku sekali lagi? aku butuh kita seperti dulu disaat seperti ini. Sungguh aku tak memintamu hal hal lain, aku hanya butuh kamu temani disini di hari hari ku yang seperti ini. apa aku salah meminta seperti ini? bahkan untuk mengharapkannya saja sudah tidak pantas, ya kan? 

Aku benar benar tidak tahu harus seperti apa, seperti yang diinginkan mu. Apakah aku sudah menyakitimu melewati batas mu? Sampai sampai kau seperti itu. aku rindu sikapmu yang hangat bukan dingin seperti ini. Aku sudah berbuat kesalahan yang tidak bisa kamu maafkan? katakan katakan apa yang harus aku lakukan? karna aku akan lakukan semuanya jika kamu menyuruhku, karna aku terlalu mengharapkan kita di esok hari. sangat mengharapkan. kenapa kau tak jelaskan seperti apa kita esok. kenapa kamu seperti ini, membuatku menerka nerka apa yang akan terjadi.

entah sudah berapa senyum palsu yang ku buat di depan semua orang bahwa "aku baik baik saja" jujur saja aku cape untuk tersenyum aku mau semuanya mengerti aku seperti apa aku sekarang. Seberapa cengengnya aku, seberapa bodohnya aku, seberapa tololnya aku yang selalu saja mengulangi hal yang sama berulang ulang kali. karna aku cuman percaya kita akan ada lagi esok

apa aku salah? tolong jelaskan.

Senin, 31 Agustus 2015

cemburu


"Bruk"

Sama sama jatuh sama sama berdarah, beda tempat luka. Yang satu di dahi karna terbentur batu, yang satu di lutut karna gesekan aspal, dan masih terbungkus levis.

"Ih berdarah, cepet ke rumah sakit!! Ambulan ambulan!!"
Yang lain sibuk memperhatikan luka yang terlihat, tidak memperdulikan satu luka yg ada di lutut. Membawa yang terluka di dahi, tanpa berpikir yang terluka di lutut tidak kuat untuk berjalan.

Di dahi hanya luka kecil dan mengeluarkan banyak darah, dengan obat luka mungkin akan segera berhenti. Sedangkan yang luka di lutut, terlihat kulit kulit mengelupas dan tulang yang retak. Mereka masih sibuk mengkhawatirkan yang luka di dahi, tanpa tau yang luka di lutut merasa sedih tak ada yg mengkhawatirkan dia.

"Hai semuanya, aku juga terluka disini. Sakit... Sakit banget rasanya. Aku tidak mengeluarkan banyak darah, tapi kakiku sakit untuk digerakan. Aku butuh bantuan kalian teman..." Teriaknya dalah hati

Sedih rasanya jika kau terluka, tapi tak ada yang memperhatikan mu? Bagaimana perasaan mu? Sempat terbesit rasa bersalah karna sempat berfikir seperti itu.

"Mungkin dia lebih butuh di tolong di banding aku, dia mengalami luka di dahi, itu sangat rentan tentang geger otak. Jangan egois memikirkan diri sendiri, mungkin mereka khawatir dengannya. Dia lebih pantas di tolong duluan" pikirnya....

Saat semuanya sudah tidak mengkhawatirkan karna darah sudah mulai berhenti mengalir dari dahi. Dan mereka mulai menyadari bahwa temannya, masih tergeletak di jalan tak bernyawa.

Penyesalan mulai merasuki hati masing masing, saling menyalahkan tak ada yang sadar untuk memprioritaskan yang parah, malah memprioritaskan yang 'istimewa'...

"Aku tak menyalahkan kalian semua, aku tau aku terluka hanya sedikit. Kalian tak usah mengkhawatirkanku, dia pantas di khawatirkan di bandingkan aku. Selamat jalan teman, tolong jangan merasa bersalah, karna aku mengerti alasan kalian"

Aku suka merasa cemburu kalian lebih mengkhawatirkan dia dibandingkan aku, tapi aku juga merasa bersalah karna sampe berfikir begitu.

Kondisinya sama sama lagi ga enak, sakit, semuanya persis sama. Tapi kenapa, aku tau dia itu istimewa. Aku cuman ingin tau apakah kalian memikirkanku juga?

Bertindaklah sesuai porsinya, tidakah kalian akan menyesal bila itu berlebihan dan membuat salah satunya pergi?

Sabtu, 14 Februari 2015

Siapa yang datang dan tidak pergi

Bukan aku lebih memilihnya dibandingkan kamu. Tetapi yang aku pikirkan orang yang benar benar sayang itu tidak meninggalkan satu dengan yang lainnya. Tetapi tetap saling bersama tanpa harus melewati batas - batas tertentu yang sudah ada, tetap bersama saling memperjuangkan hidupnya masing -masing dan memulai dari bawah bersama. Bukan pergi dan berjuang sendiri. Aku sama seperti wanita lainnya, ingin sama - sama berjuang dengan orang yang dicintai, bukan di tinggalkan seperti ini.

Jika aku tak sayang, itu bohong. Aku sudah punya mimpi untuk kita berdua, mimpi mimpi indah yang akan jadi kenyataan, jika kita sama - sama berjuang meraih itu. Tapi, keputusan yang kau buat sungguh membuat hati ini kecewa. Kecewa teramat dalam. Seperti daun yang jatuh dari dahannya. Aku hargai alasan yang kamu ucap. Tapi apakah tidak kau pikirkan terlebih dahulu bahwa kita bisa melakukannya tanpa perpisahan ini.

Sulit untuk mengungkapkan apa yang ada dihati ku ini terhadap mu. Aku sayang kamu lebih dari yang kamu tau. Lebih dari yang kamu bayangkan. Tapi tau kah kamu, seperti apa kecewa yang aku rasakan terhadapmu? Bukan kah kamu sendiri yang menghancurkan mimpi mimpi kita? Aku tidak pernah menyalahkanmu dan keadaan saat ini. Mungkin tuhan punya rencana lain terhadapku. Terhadap masa depan yang aku inginkan. Masa depan yang diwujudkan dari mimpi mimpi ku bersama orang yang aku sayang.

Jangan menyalahkan dirimu sendiri, karna aku pun akan merasa sedih atas ungkapan ini.
Karna aku suka kata-kata "siapa yang datang dan tidak pergi'